Desa Buahan, terletak di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali, adalah desa yang kaya akan sejarah dan tradisi. Salah satu tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini adalah Nyepi Kasa, sebuah upacara adat yang berbeda dari Nyepi pada umumnya. Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap leluhur yang telah menyelamatkan desa dari wabah penyakit pada masa lalu.
Dalam pelaksanaan Nyepi Kasa, masyarakat Desa Buahan menjalankan Catur Brata Penyepian selama 12 jam, yang mencakup tidak menyalakan api, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak bersenang-senang. Tradisi ini menunjukkan kedalaman spiritual dan komitmen masyarakat dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan sosial.
Selain Nyepi Kasa, Desa Buahan juga dikenal dengan tradisi Ritual Nyelung, sebuah upacara sakral yang melibatkan prosesi ke pura dan persembahan sebagai bentuk permohonan keselamatan dan kesejahteraan bagi desa dan warganya. Ritual ini mencerminkan kearifan lokal dan kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan spiritual yang melindungi desa.
Secara geografis, Desa Buahan berada di dataran tinggi dengan iklim sejuk dan tanah yang subur, menjadikannya ideal untuk pertanian dan perkebunan. Kehidupan masyarakat yang harmonis dengan alam dan pelestarian tradisi menjadikan Desa Buahan sebagai contoh desa yang mempertahankan identitas budaya di tengah arus modernisasi.